LIFE GOES ON

Jumat, 04 Mei 2012

Jangan Pernah Mengeluh Soal Makanan

In Time, film Sci-Fi supe imajinatif tentang waktu. Di film itu sangat berlaku peribahasa 'Time is Money'. Nggak ada uang, nggak ada ATM, kartu kredit, semua pembayaran dilakukan dengan waktu hidup mereka. Makan serba cepat, orang lalu lalang dengan setengah lari, nggak ada tuh yang sempet catwalk. Tujuannya satu, biar waktunya nggak cepat habis. Time is priceless.
Kebayang kan, kriminalitas ibarat snack sehari hari. Orang jahat tetep ada, Semuanya sama-sama butuh hidup. Transfer waktu, nyuri waktu dari seseorang adalah hal lumrah. Makanya diceritakan juga orang orang tewas bergeletakan di jalan-jalan adalah pemandangan sehari hari.

Nah, itu kan di film. Pemandangan manusia bergeletakan tanpa nyawa bukan lagi hal imajinatif yang cuma ada di angan-angan manusia. Datanglah ke Somalia atau Ethiophia. Dan 'Welcome to the Black Parade'. Setiap 100 detik satu anak Somalia meninggal karena kekurangan makanan. Wah, kalo ini mah bahasanya kurang tepat kalo aku bilang kekurangan, tapi ketiadaan pangan.


Pertama kali aku tau tentang ini saat masih semangat semangatnya baca koran The Jakarta Post. Sayang, karena harganya yang terlalu mahal, dan isinya yang nggak setebal koran biasa, minatku untuk setia ke koran bahasa inggris itu luntur seketika... (eh, kok jadi cerita si)


Jadi gini, ada kolom khusus opini pembaca, kebetulan edisi itu ditulis Ban Ki Moon. Ia miris melihat kenyataan dan berita tentang kelaparan di Somalia dan sekitarnya.

Yang lebih miris lagi, saat Ban Ki Moon mengutip kata-kata seorang Ibu "Bayangkan bagaimana perasaan anda melihat anak-anak anda mati di depan mata anda hanya karena anda tidak mampu memberinya makan?"



Itulah kenapa judulnya, Jangan Pernah Mengeluh Soal Makanan. Buat introspeksi diri sendiri dan pembaca, kadang hal kecil yang kita anggap lumrah, misal membuang makanan karena sudah kenyang, mengeluh soal makanan karena nggak enak, nggak sesuai selera, dll. Yaah, admin sendiri juga masih belajar menghindari hal-hal kecil yang kurang baik itu. Lebih baik lagi, kita ikut bantu mereka, apalagi mayoritas dari mereka adalah muslim yang merupakan saudara kita. 


Di akhir artikel, Halimah Omar, Ibu yang anak-anaknya meninggal tadi hanya berharap ia bisa segera terselamatkan dari mimpi buruk ini. Dan ia menerima ini sebagai takdirnya.

Menjawab pernyataan Halimah Omar, Ban Ki Moon nggak kalah tegas menentang kepasrahan Halimah bahwa itu semua adalah takdirnya, ini adalah tugas kita semua untuk menolong mereka dari mimpi buruk yang nyata itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WHO LIKE MY BLOG